Matahari beranjak ke atas kepala. Terik bercampur angin dari Selat Malaka, menerpa langsung pondok kayu di tepi Pantai Raja Kecik. Puluhan orang anggota kelompok Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan (IPMPL), tampak tengah bersiap-siap. Mereka memakai baju kerja seadanya dan bertelanjang kaki. ‘’Hari ini kami mau turun ke pantai. Menyisip bibit-bibit mangrove yang mati karena diterjang ombak. Sudah beberapa hari ini ada badai, banyak bibit-bibit yang mati ataupun hanyut,’’ kata Rozita (46 tahun), salah satu penggerak kelompok, kala ditemui awal September 2021.
Rozita bukan satu-satunya perempuan yang ‘siap tempur’. Ada puluhan perempuan yang semula hanya mengurus rumah tangga, ikut serta dalam kegiatan penanaman mangrove. Mereka meluangkan waktu bersama suami dan anak-anak untuk menanam bibit mangrove di hamparan seluas 100 hektare (ha).